Sunday, December 16, 2007

MaeN IntERnET, mEleMAhKAn ruPIaH

Emang sih, account apapun yang kita bikin di internet nggak ngeluarin biaya (selain biaya sewa warnet tentunya). Nggak heran kalo kita jadi maniak sama yang namanya internet. Menurut data Internet World Stats (Juni 2007), pengguna internet dunia menunjukkan pertumbhan sebesar 19 persen.

Malah, Asia merupakan benua dengan populasi pengguna internet tertinggi (490 juta orang). Nggak heran kalo benua Asia, tempat tinggal kiata ini menjadi target konsumen terbesar industri internet dunia.

Ini dia kelemahan kita. Produsen internet, baik itu situs web atau mesin pencari (search engine) yang populer, kebanyakan berasal dari Amrik. Semantara negara-negara di Asia hanya jadi konsumen. Hal inilah yang jadi salah turut menyumbang makin menguatnya dollar dan melemahnya rupiah.

Lho kok bisa? Bukannya kita bikin account gratis?
Nah, ternyata yang gratis itu cuma kita yang ngerasain. Di sisi lain, ada pihak yang harus membayar uang sewa ke situs bersangkutan. Pihak yang kurang beruntung itu adalah ISP alias Internet Service Provider. ISP adalah penyedia jasa internet sebagai "jembatan" antara konsumen dan produsen internet.

Di Indonesia, ada puluhan ISP yang menerima order pemasangan sambungan internet. Maka, kalo kita membuka sebuah situs, sebuah ISP harus membayar sewa bandwidth ( semacam gelombang frekwensi yang data dalam jaringan internet) yang memungkinkan kita surfing di dunua maya. Jadi, yang gratis itu hanya isi dalam situsnya, gelombangnya tetep bayar!

Masalahnya, karena produsen situs konten gratis dan populer itu kebanyakan dari Amrik, maka anggaran belanja bandwidth ISP Indonesia kebanyakan ditujukan ke negara Paman Sam itu. Dan itu berarti aliran duit yang melimpah untuk situs semacam Friendster, Myspace, Blogger, YouTube.

Nggak percaya? Coba aja liat situs yang populer di kalangan temen-temen kita. Sebagian besar, kita malah jarang menggunakan internet untuk browsing atau menjelajah. Tapi kita cenderung stay di satu situs untuk chatting, berkenalan di situs pertemanan, meng-upload blog di situ jurnal, sampe download dan upload materi musik dan video.

ISP jelas ngos-ngosan. Soalnya dengan pemasukan dana yang rata-rata dalam mata unag rupiah (lewat ongkos pasang internet dan biaya iuran), mereka harus membyar sewa bandwidth denga kurs dolar.

Solusi pasti ada Apalagi kalo bukan dengan banyak merintis situs, email versi lokal. Walaupun sampai sekarang belum ada sambutan bagus dari pemerintah, usaha ini bisa mengurangi beban ISP.

Sampai hal itu terwujud, kita masih termasuk negara import situs internet.
(Sumber:Majalah Hai)

1 comment:

Anonymous said...

wezzz...
gak nyongko cak...
ternyata fuckdhe care ma perekonomian negoro kite...
cie..cie...
yo...semoga bolo-bolomu yo tertular akan kepedulian yang gak sekedar wacana ye...
yowes lah..
semangat...semangat...semangat...